Rabu, Juni 20, 2012

LAPORAN SARASEHAN B2W INDONESIA Korwil DIY Jateng 16-17 JUNI 2012

 
foto bersama di ruang rapat 1 Kabupaten Jepara

LAPORAN SARASEHAN B2W INDONESIA 16-17 JUNI 2012

Tema: Menuju Terciptanya Kualitas Hidup yang Lebih Baik dengan Bersepeda

Setelah berhasil mengumpulkan beberapa koordinator wilayah b2w Jateng dan DIY pada tahun 2011 di Jogja, tahun ini b2w Indonesia mengadakan gathering lagi. Kali ini yang ‘ketiban sampur’ sebagai tuan rumah adalah komunitas b2w Jepara yang katanya usianya masih sangat muda. Meskipun masih sangat muda usia, penyambutannya sungguh luar biasa. Beberapa korwil b2w yang mengirim wakilnya ke Bumi Kartini misalnya Kudus, Semarang, Ungaran, Pemalang, Blora, Solo dan Jogja. Sayang ada beberapa kota di Jawa Tengah yang sudah memiliki komunitas b2w belum atau tidak sempat mengirimkan wakilnya, misal Salatiga dan Batang.

Sabtu 16 Juni 2012

Acara dimulai mungkin sekitar pukul 14.00 setelah makan siang. Setelah pembukaan, Bapak Fatkurrahman – Ketua 1 b2w korwil Jepara – memberikan sambutan. Dia menjelaskan bahwa komunitas b2w Jepara didirikan dengan mengumpulkan klub-klub sepeda yang telah ada di Jepara. Para anggota klub-klub sepeda tersebut setuju untuk bersama-sama mendirikan komunitas b2w korwil Jepara. Berbeda dengan sejarah berdirinya b2w Semarang, yang dimulai dari berkumpulnya beberapa gelintir orang yang concerned atas mahalnya harga BBM dan polusi udara. Sebagian kebetulan memang punya hobi bersepeda, sebagian yang lain – misalnya aku – karena panggilan jiwa demi lingkungan yang lebih sehat.

Acara berikutnya adalah diskusi panel yang dibagi menjadi dua sesi. Yang pertama paparan dari Om Poetoet sebagai wakil dari b2w pusat dan dimoderatori oleh Pakde Jimo. Sesi kedua diisi dengan diskusi para peserta sarasehan yang dibagi menjadi tiga kelompok.

Om Poetoet menyampaikan bahwa pada bulan Juli 2012 b2w pusat akan mengadakan pemilihan pengurus baru dimana masing-masing korwil ikut dilibatkan dengan mengirimkan satu suara. Sedangkan tujuan diskusi panel adalah mencari cara untuk “menuju terciptanya kualitas hidup yang lebih baik dengan bersepeda”.

Dalam paparannya, Om Poetoet menjelaskan pentingnya ‘comprehensive strategic management’ untuk organisasi dan perlunya mensinkronkan kemampuan organisasi dan kenyataan. Berikut ini adalah analisis SWOT b2w Indonesia:

STRENGTH: di Indonesia telah ada komunitas b2w di 149 kota yang tersebar di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, dll.

WEAKNESS: dari semua komunitas b2w di 149 korwil kita memiliki anggota dengan keberagaman latar belakang, selain itu juga masalah sukarelawan untuk terus terlibat dalam kegiatan organisasi

OPPORTUNITY:
  1. Isu yang dibawa oleh b2w adalah isu yang selalu hangat, yakni polusi udara, hemat penggunaan bahan bakar minyak, kemacetan (terutama di kota-kota besar) serta bagaimana melestarikan lingkungan hijau
  2. Isu b2w (baca è bersepeda dalam kegiatan sehari-hari, tidak hanya ke kantor semata) merupakan isu global di banyak negara, tidak hanya di Indonesia
  3. Masyarakat mulai perhatian pada isu kesehatan di tengah tingginya biaya hidup
  4. UU no. 22 tahun 2009
THREAT:
  1. Aktifitas oknum “tukang sapu” yang menyulitkan gerakan b2w Indonesia (alias para ‘pembonceng’ ilegal  yang menggunakan nama b2w Indonesia demi kepentingan organisasi pribadi)
  2. Kebijakan hemat energi dan pembatasan kendaraan masih dalam tataran wacana
  3. Infrastruktur pendukung transportasi alternatif masih sangat minim
Usai Om Poetoet memaparkan SWOT b2w, kita beristirahat sejenak, coffee break. Sesi kedua, peserta dibagi menjadi tiga kelompok. Kebetulan aku termasuk kelompok dua, dimana anggotanya adalah aku (Semarang), Ranz (Solo), Cipluk (Kudus), dan tujuh anggota lain berdomisili di Jepara. Dalam diskusi, untuk menuju kualitas hidup yang lebih baik dengan bersepeda, kita berbincang untuk menemukan tiga hal yang akan disampaikan kepada b2w pusat.

CAMPAIGN:

Bagaimana kita bisa mengkampanyekan ‘hidup sehat dengan bersepeda’ agar kualitas hidup kita lebih baik? Kita sendiri tentu lah harus menjadi pelopor. Kita harus bersepeda untuk menjadi contoh bagi lingkungan kita. Setelah itu, barulah kita bisa berusaha untuk mengajak orang lain untuk ikutan bersepeda, dengan menyampaikan manfaat bersepeda. Beberapa peserta diskusi kelompok 2 bercerita bahwa kegiatan bersepeda mereka terbukti mampu menanggulangi – atau paling tidak mengurangi dampak negatif – beberapa penyakit, misal asam urat, sesak nafas, bahkan juga diabetes.

SOCIAL:

Kadang ketika kita mengajak orang lain untuk bersepeda, mereka memiliki alasan untuk menolak. Misal: tidak punya sepeda. Untuk alasan ini, kita bisa meminjamkan sepeda kita (tentu saja hanya berlaku untuk mereka yang memiliki sepeda lebih dari satu di rumah).  Alasan lain mungkin teman kita beralasan bahwa mereka memiliki sepeda namun telah tak layak pakai karena telah lama ‘ndongkrok’ di rumah. Maka, perbaikilah sepeda itu, dengan harapan jika kita memberikan servis gratis, teman kita akan bersemangat ikut bersepeda.

Atau berikanlah bike tag gratis. Di Semarang, beberapa tahun lalu, ketika kita kampanye, kita mengadakan event gowes bareng dengan komunitas lain – Semarang Onthel Community (SOC) dan Semarang Low Rider Community (SLOWLY) – dan kita bagi-bagi bike tag gratis. Pengalaman pribadiku ketika awal-awal bersepeda ke kantor, aku merasa ‘gagah’ dengan adanya bike tag ‘b2w bersepeda ke kantor’. (maklum, masih kena penyakit ‘ja-im’ waktu itu. Hihihi ...) Merasa layak menyandang predikat ‘pahlawan lingkungan. LOL. Maka bagi-bagi bike tag gratis ini – dan langsung kita pasangkan – menjadi acara yang sangat menyenangkan, bagi yang membagi, maupun yang menerima. Jika bike tag ini menambah semangat orang untuk bersepeda, why not? :)

EDUCATION:

Naik sepeda sebenarnya tidak sulit dilakukan; bahkan anak kecil pun mampu melakukannya dengan mudah. Akan tetapi jika berbincang tentang endurance, maka ada beberapa hal yang harus kita perhatikan. Misal, kapan kita perlu memindah shifter, pada permukaan jalan yang seperti apa kita perlu memindah shifter agar kita tidak terlalu ngoyo ketika mengayuh pedal, pentingnya menentukan tinggi seat-post agar kayuhan tidak melelahkan bagi dengkul maupun betis, dll. Hal-hal ini bisa kita tularkan kepada rekan-rekan pesepeda yang lain ketika kita bersepeda bersama. Akan tetapi, meskipun ada hal-hal standard yang biasanya dipraktekkan oleh umumnya orang bersepeda, ketika kita bersepeda, tentu semua kembali ke cara seorang individu bersepeda, yang penting adalah cara ternyaman bagi dia sendiri tatkala mengayuh pedal.

Selain itu, tentu kita juga perlu mensosialisasikan ‘safety riding’ dalam bersepeda: mengenakan helm, menggunakan lampu ketika bersepeda di malam hari, sepeda dalam kondisi prima ketika dinaiki dan membawa peralatan yang mungkin diperlukan dalam perjalanan (apalagi jika menempuh perjalanan jarak jauh) serta tidak lupa mematuhi rambu lalu lintas yang ada.

Advokasi:

B2w Indonesia telah berhasil mengupayakan adanya UU no 22 tahun 2009 tentang pentingnya berbagi jalan dengan para pesepeda. Di masa datang, b2w Indonesia mengharapkan bahwa kita akan mampu meminta pemerintah untuk menyediakan fasilitas umum yang lebih baik dan aman bagi para pesepeda; misal jalur sepeda yang lebih merata di banyak daerah dan perlindungan terhadap pesepeda, pemerintah negara meminta para pengelola bisnis maupun kantor pemerintahan untuk menyediakan tempat parkir sepeda yang layak dan aman.

Sesi dua diskusi panel di Hotel Samodra ditutup pada pukul 17.30. Saat para peserta mandi dan beristirahat sejenak.
Pukul 19.00 rombongan peserta bersama-sama berangkat menuju pendopo Kabupaten Jepara untuk makan malam bersama bapak Bupati dan mendengarkan paparan potensi daerah wisata dan trek untuk bersepeda di Jepara. Pulau Karimun Jawa yang merupakan bagian dari Kabupaten Jepara memang memiliki potensi untuk menarik wisatawan baik dalam maupun luar negeri untuk menikmati keindahan pantai dan lautnya yang luar biasa, dan juga trek bersepeda yang mengasyikkan.

Usai mendengarkan paparan potensi daerah Jepara, acara dilanjutkan dengan mendengarkan hasil diskusi kelompok 1 dan 3 yang belum mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok mereka pada sesi dua di Hotel Samodra.

Acara hari Sabtu 16 Juni 2012 ditutup pada pukul 22.00, sesuai rencana, dengan foto bersama.

Minggu 17 Juni 2012

Hari kedua diisi dengan kegiatan bersepeda bersama Bapak Bupati beserta jajarannya. Semua peserta yang menginap di Hotel Samodra sudah harus meninggalkan hotel sekitar pukul 06.00 untuk bersama-sama menuju pendopo Kabupaten sebagai starting point.

Trek pilihan panitia lumayan mengasyikkan, tercatat kurang lebih sekitar 30 kilometer dengan permukaan jalan yang bervariasi, dataran, tanjakan dan turunan. Dari alun-alun kita menuju Krapyak – Mantingan – Tegalsambi – Platar – Teluk Awur (disini kita diberi waktu beberapa menit untuk mengambil gambar) – Stadion Gelora Bumi Kartini (disini kita mendapatkan minum dan roti pengganjal perut) – Sentra Patung Mulyoharjo – Pantai Bandengan – Pantai Kartini. Kita kembali ke hotel sekitar pukul 09.45 dan langsung disambut dengan menu ‘brunch’ yang enak-enak.

 
foto bersama di pinggir pantai Bandengan

Usai makan, masing-masing korwil diminta untuk memberikan pesan dan kesan yang didapatkan selama mengikuti gathering ‘sarasehan b2w Indonesia tahun 2012’. Bukan manusia hidup namanya jika tanpa kekurangan disana sini. Namun, in general, pelaksanaan gathering ini sangat menyenangkan. B2w Jepara yang dikomandani oleh Om Andang telah berusaha secara maksimal untuk menjamu rekan-rekan dari korwil lain.

Pukul 12.00 para peserta check out dan kembali ke kota masing-masing.

Sampai ketemu tahun depan, kawan pesepeda!

Nana Podungge
Sekretaris 1 b2w Semarang
PT56 12.00 200612

Tidak ada komentar:

Posting Komentar